Postingan

Bali, 2021

Gambar
Kenangan demi kenangan telah membelenggu ku Kepingan tawa yang terngiang dalam benak ku Sejuknya perasaan yang membuat nafas ku melambat Lalu dihantui oleh emosi campur aduk yang menutup   Bali, 2021 Kemana dirimu yang riang dan berani? Menjalani hidup, seperti tidak ada hari esok Tertawa dan menangis layaknya orang paling ringan   Bali, 2021 Kemana dirimu yang berapi dan mengalir? Jelajahi siang dan malam layaknya petualang sejati Berkelana kesana kemari, tak ada aturan   Bali, 2021 Keputusan bodoh mana yang tak kau buat dimasa itu? Keputusan benar mana yang kau sesali? Apakah kamu puas dengan hidupmu sekarang, Tania?   Masa lalu memang tidak ada Tapi ternyata, yang tak ada pun tajam menusuk rasa ya? Rindu aku rindu, Bali Rindu aku kepada realita pada kala itu   Malang, 2024

Udara yang baru membawa sejuta kenangan biru

Dia datang lagi, Puan Dia datang membawa kenangan  Kenangan yang sudah 90 juta detik menjadi sebuah angan Usang dan kusam, ia datang membawa harapan Dengan kokoh dan buta nya dia memainkan peran  Seorang tokoh yang memberi kesan bahwa dia adalah seorang teman Kita pernah berada didalam suasana yang sejalan Merah mawar merekah dia menjadi bagian dari perjalanan Puan, apakah aku berdosa untuk memikirkan dia dengan penuh rasa? ketika asa sudah tidak lagi dengannya? sebut aku naif dan bodoh, aku masih menyukainya dia hadir dengan seluruh pengingat akan kenapa aku percaya perihal salah dan benar sepertinya sudah tidak lagi penting bagiku ketika menyangkut apa yang sudah terjadi di masa lalu aku hanya bisa tertawa dan merasa Puan, berhentikan aku, jangan tenggelamkan aku Fantasi liar yang tidak tahu diri dan tidak kenal arah Puan, usir Tuan ini dalam hidupku Penyagkalan dan penghindaran, hanya kepasrahan yang kini sudah ku lakukan

Dear me | 8/2/23 8:30 PM

 Semakin aku melihat, semakin aku mengerti semakin aku berjalan, semakin aku sadari bahwa kini diri tak lagi usang bahwa kini diri tak lagi buta segala damba dan harap yang diri tlah ucap ingin sekali diri ingin menggapainya walau dengan upaya yang kadang hilang kesana kemari diri yakin, diri ingin membuktikan membuktikan bahwasannya diri pantas mendapatkan yang lebih baik membuktikan bahwasannya diri pantas menadapatkan yang terbaik walau yang terbaik mungkin terburuk bagi mereka kini diri tak lagi perduli, karna diri harus percaya pada diri

Thoughts on Malam 2 Agustus 2023 | 8:42 PM

Belakangan ini, aku merasa " sparks " didalam diri yang menjunjung tinggi produktivitas, menjunjung tinggi hidup penuh harap dan mimpi telah redup.  Entah kenapa aku merasa seperti bukan diri ku, tapi masih diriku.  Banyak sekali yang mendasari hal ini terjadi, entah itu dari hubungan yang menimbulkan penuh keraguan dan kepedihan.  Entah itu dari kondisi uang yang mungkin dapat dikatakan cukup tidak baik, atau entah dari dilema yang mulai datang karena aku sudah berada diambang krisis.  Ya, agak cringe memang jika mendengar kata krisis.  Apalagi krisis yang kumaksud sebenarnya adalah krisis eksistensial, aku merasa sulit sekali keluar dari zona nyaman ini.  Aku merasa takut Aku merasa seperti pengecut untuk pertama kalinya dalam hidupku.  Aku merasa aku tidak berani melakukan hal-hal besar Aku meragukan kemampuan diri dan nilai diri ku, entah apa yang merasuki ku.  Seperti tidak imbang rasanya, benak ku ingin Aku untuk berleha-leha menjunjung tinggi ketenangan dan kedamaian,

Teruntuk Diri

Teruntuk Diri dan Kota Malang, Hujan terus-terusan membasahi kota ini Kota yang memberikan sejuta kenangan indah dan pilu Disini di kota ini kamu merakit hampir seluruh kekuatan hatimu yang kamu miliki Di kota ini, banyak sekali kesadaran yang kemudian hinggap dalam dirimu Kamu berhasil memaknai apa sebenarnya arti hidup ini Dalam setiap gugusan persahabatan dan cinta Kehidupan mu yang memang sedari dulu tidak sempurna, lalu kau berhasil cerna Kamu berhasil menangkap makna disetiap Langkah yang kamu lalui Keberhasilan itu bukan lah sebuah akhir Namun sebuah perjalanan batin Dendam dan pilu yang kau piara Kini sudah berada di ambang muara Ia bersiap untuk melaju ke lautan tanpa batas Ia tak lagi mengalir tak berarah Ia bersiap lepas walau masih bernafas Ia sudah tidak menempel pada diri yang marah Selayaknya hujan, kamu dibasahi oleh kasih yang tak terhitung Walau dengan gemuruh suara luar seperti petir dan rintik Namun walau dingin yang dibawanya Sejuk kehangatan yang pada akhirnya dit

7:06 PM \\ 10 Maret 2023

Perasaan yang sudah tertuai hitungan bulanan lamanya kini semakin meledak-ledak namun juga dalam saat yang bersamaan semakin meredeup dan mati. Lain bukan lagi-lagi karena merasa gagal dalam menjalani peran yang seharusnya dijalani, lagi-lagi juga karena rasa malu yang menghampiri dan menikam sepi menerjang penuh dengan penyesalan. Rasa ini, rasa yang ingin sekali rasanya ingin ku ingatkan kepada Tania dihari esok dan seterusnya untuk jangan sampai merasakan ini kembali. Sakit dan perih rasanya, ingin sekali berteriak dan menangis tersedu namun apa daya diri hanya tertawa ketus dan mencemooh berbisik "sudah kubilang, jangan terlalu berharap dan berlebihan".  Dibiarkan termenung oleh ketidak pastian dan kejelasan yang menghantui sunyi rasanya kaya anjing, ya? Pedih. Berseru "Gak sudi Aku merasakan perasaan seperti ini lagi" penuh dengan amarah dan rasa sedih yang kalut. Membuat diri merasa kecil dan tidak penting bukan tanggung jawab siapapun melainkan diri sendiri.

TeruntukMu

Diri kini merasa semakin jauh Tenggelam dalam kata hikmat nan sesat yang berbunyi "Ah bisa nanti" Jauh dan letih aku, Bodoh Aku sungguh Aku ingin kembali "dekat" kepadaNya Apa pula yang aku jalani sehari-hari kebelakang Penuh makna memang, namun tetap kosong melompong Bahagia? Aku Bahagia! Namun, apa Bahagia yang sebenarnya itu? Padahal ketenangan lah yang kupuja selama ini Lepas tak terkendali Aku sudah Arus yang nyaman ternyata berlalu begitu saja seperti angan Ku mohon, ku mohon kembalilah Kembalilah ke akal sehat pikiran dan perasaan ku Amin