Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Tatapanmu Berisik, Membuat Diri Terusik!

Hanya terhitung puluhan jam kita mengenal diri satu sama lain, mana ku tahu kamu siapa sesungguhnya, begitupun kamu mengenai diri yang pelik ini. Tersandung? Tidak juga, apalagi Terjatuh. Namun, kenapa ya setiap mataku bertemu dengan tajam nya matamu, seperti ada lampu mobil ambulance yang menyala dan berbunyi entah apa makna dibalik suara dan sinar itu. Ingar Bingar seperti memberi pertanda atau petunjuk "Mungkinkah dia yang selama ini kucari?", "Mungkinkah dia hanya seperti angin lalu yang sudah-sudah, kurang  ajar hanya menumpang lewat?", "Mungkinkah dia yang kan meneduhkan dan kuteduhkan?", kata kata tanya seperti "Mungkinkah", "Apakah", "Benarkah" seakan tak punya batas maunya terlepas dari benak diri. Aku dengan kebiasaan ku yang membentuk tiap-tiap skenario dikepala, terasa sulit untuk mempercayai skenario yang kemudian terbentuk di kepala yang gaduh ini jika ada kamu di dalam nya Ah, apapun itu dan bagaimanapun itu, ak

Mensyukuri

Dahulu, udara sejuk terasa menyesakkan Dahulu, untaian kata indah terlihat menggelikan Dahulu, rasa sakit berupa hal yang menyenangkan Dan dahulu pula, kata tajam mencibir adanya menenangkan   Jika aku bisa bangkit dari rasa yang salah Jika aku bisa meredam rasa amarah Jika aku bisa bangun dari keterpurukan dan berdiri dengan gagah Maka aku yakin siapapun bisa melakukannya juga   Perjalanan bukan melulu soal harta dan tahta Perdamaian bukan melulu soal siapa yang benar dan siapa yang salah Percintaan bukan melulu soal sepasang kekasih yang saling memuja Dan pertemanan bukan melulu soal keuntungan yang seberapa   Ada kalanya yang salah justru adalah mereka yang menang Ada kalanya uang adalah sebuah racun yang harus dibuang Ada kalanya cinta tak melulu harus saling memiliki namun cukup dikenang Ada kalanya seorang teman tak memberi manfaat namun hanya menjadi bayang   Hitam putih merupakan hal yang munafik Karna bahkan dengan sejuta warna yang ar

The Journey Starts Today

  Aku yang dahulu rapuh Kini tak mau lagi luluh Dengan sejuta memori yang belum tersusun Serta senyum yang tak kunjung turun   Kamu kini tak lagi ada Karna hati tlah bubar Tak lagi berpacu seperti kuda Dan tak lagi berapi-api terbakar   Aku kini meyandungkan diri kedalam Jiwa raga lalu berseru tenggelam Menyatu dengan diri aku pun diam Tak mau lagi kini aku muram   Kamu adalah sebuah cerita yang sepatutnya tak ku buat Kamu adalah kesalahan yang kini sudah memucat Hampir hilang walau masih nyata adanya Namun dengan sekuat tenaga rasa pun sudah aku lupa rasanya