Teruntuk Diri
Teruntuk Diri dan Kota Malang,
Hujan terus-terusan membasahi kota ini
Kota yang memberikan sejuta kenangan indah dan pilu
Disini di kota ini kamu merakit hampir seluruh kekuatan hatimu yang kamu miliki
Di kota ini, banyak sekali kesadaran yang kemudian hinggap dalam dirimu
Kamu berhasil memaknai apa sebenarnya arti hidup ini
Dalam setiap gugusan persahabatan dan cinta
Kehidupan mu yang memang sedari dulu tidak sempurna, lalu kau berhasil cerna
Kamu berhasil menangkap makna disetiap Langkah yang kamu lalui
Keberhasilan itu bukan lah sebuah akhir
Namun sebuah perjalanan batin
Dendam dan pilu yang kau piara
Kini sudah berada di ambang muara
Ia bersiap untuk melaju ke lautan tanpa batas
Ia tak lagi mengalir tak berarah
Ia bersiap lepas walau masih bernafas
Ia sudah tidak menempel pada diri yang marah
Selayaknya hujan, kamu dibasahi oleh kasih yang tak terhitung
Walau dengan gemuruh suara luar seperti petir dan rintik
Namun walau dingin yang dibawanya
Sejuk kehangatan yang pada akhirnya ditinggalkan
Kehangatan yang kemudian muncul dari dalam diri
Kehangatan yang diberikan oleh orang-orang terkasih
Kehangatan yang berupa tawa dan canda
Serta kehangatan yang berbentuk cinta dan benci
Sempat berkelana kamu menginggalkan kota ini
Tidak tahu terimaksih kamu malah pergi
Tanpa berpamitan dan tanpa ada salam
Kamu pergi untuk beberapa bulan
Lalu semesta yang adil
Menarik kamu Kembali kedalam kota ini
Namun mungkin kali ini
Bisa jadi adalah yang terakhir
Yang terakhir sebelum kamu menemukan makna-makna lain dalam hidup ini
Yang terakhir sebelum kamu berkelana Kembali kesana kemari dengan diri
Yang terakhir sebelum kamu merasakan cinta dan kasih di tanah yang lain
Yang terakhir sebelum kamu pergi dan mungkin tak akan Kembali
Berterimakasihlah
Berterimakasihlah pada Pencipta Kota ini
Berterimakasihlah pada Kota ini
Dan Berterimakasihlah pada diri sendiri
Komentar
Posting Komentar