Sejenak, Dirayakannya Pedih Yang Layu

Satu dua gelas tumpah melebur malam ini

Menepikan setetes air yang menggenang

Bersua dalam teriak bisiknya penuh duka

Diam, Kecupkan kerasnya kebodohan itu


Malapetaka datang membawa berita baik

Enggan tuk mengalah pada dia yang nyata

Lebur sudah segala asa yang tlah didamba

Tanya enggan tuk berlari, lelah sudah 


Damai, berdamai kiranya dia damai

Spekulasi tajam menikam menghakimi

Tersandung lengah tak mawas diri

Lambat laun pun akan pergi


Lem putih berusaha merekatkan yang tlah padam

Redup langit gelap menceritakan tawa

Tangis riang bergotong royong menanggulangi

Dia yang belum pergi, dimohon tuk sejenak berhenti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sengsara adalah kamu

Teruntuk Diri

Bali, 2021