Mensyukuri

Dahulu, udara sejuk terasa menyesakkan

Dahulu, untaian kata indah terlihat menggelikan

Dahulu, rasa sakit berupa hal yang menyenangkan

Dan dahulu pula, kata tajam mencibir adanya menenangkan

 

Jika aku bisa bangkit dari rasa yang salah

Jika aku bisa meredam rasa amarah

Jika aku bisa bangun dari keterpurukan dan berdiri dengan gagah

Maka aku yakin siapapun bisa melakukannya juga

 

Perjalanan bukan melulu soal harta dan tahta

Perdamaian bukan melulu soal siapa yang benar dan siapa yang salah

Percintaan bukan melulu soal sepasang kekasih yang saling memuja

Dan pertemanan bukan melulu soal keuntungan yang seberapa

 

Ada kalanya yang salah justru adalah mereka yang menang

Ada kalanya uang adalah sebuah racun yang harus dibuang

Ada kalanya cinta tak melulu harus saling memiliki namun cukup dikenang

Ada kalanya seorang teman tak memberi manfaat namun hanya menjadi bayang

 

Hitam putih merupakan hal yang munafik

Karna bahkan dengan sejuta warna yang artistik

Kehidupan adalah sebuah karunia yang pelik

Dengan milyaran hal-hal yang buruk dan baik

 

Maka mulai kini

 

Hanyalah kasih yang akan ku beri

Hanyalah harapan yang akan ku cari

Hanyalah cinta untuk orang-orang terkasih dan diri

Serta hanyalah satu yang akan terus ku ucap, yakni “mensyukuri”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sengsara adalah kamu

Teruntuk Diri

Bali, 2021