Sengsara adalah kamu

Bara yang kamu bawa, ternyata hanya bara kosong yang mengimitasi bara yang menyala di luar sana

Menggebu kamu berteriak seolah kamulah yang paling sengsara padahal sengsara adalah kamu

Menebar luka dan membalutnya dengan diam dan hilang, seperti biasa

Sadarkah kamu, bahwa kehampaan yang kamu rasakan itu menular?


Kekosongan dan kesedihan kamu sudah menjadi beban bagi mereka yang mendekat

Hina diri mu, maki diri mu, dan kasihani diri mu terus menerus! Ayo, tangisi diri mu!

Kamu bakar cahaya demi cahaya yang menerangi pandangan gelap mu

Manusia penuh dusta dan omong kosong, nyaring bunyinya, dangkal.


Pengecut!

Bodohnya mereka membiarkan pecundang sepertimu membakar habis lilin terakhirnya

Beruntungnya mereka yang bisa memberikan mu sedikit rasa pedih dan membuang mu dengan nyata

Kamu, adalah kesalahan terbesar yang ada dalam diriku


Kesengsaraan adalah bahasa kasih darimu

Kepedihan adalah bentuk peduli bagimu

Kebodohan adalah kelebihanmu

Empati adalah hal yang tidak akan pernah ada pada dirimu


Namun, bagaimanapun, aku yang seharusnya berterima kasih pada kamu

Terima kasih sudah menjadi pengingat bahwa ternyata diri ini belum selesai

Terima kasih sudah datang kembali memahat luka diatas memori pahit yang sudah usang

Terima kasih sudah datang kembali dan memberikan pelajaran hebat untukku


Kamu yang aku puja sedari dulu, ternyata hanya sebuah proyeksi kecil dari hasrat ku

Kamu yang aku anggap istimewa ternyata hanya istimewa karena aku yang membolehkan nya

Kamu ya kamu, membara berapi-api layaknya anak anjing yang tersesat

Menyalakan api untuk membakar melainkan menghangatkan





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Diri

Udara yang baru membawa sejuta kenangan biru

7:06 PM \\ 10 Maret 2023