Postingan

04/08/1999 - 04/08/2025

As I stumbled to my journey, I sighed. The memories then came flooding in — softly and loudly. The memories of who I am. The people who stayed. The people who left. Those filled with joy still make me smile, even today—no matter what has changed. Those filled with pain still haunt me sometimes, vividly—no matter what has changed. The struggles I've outgrown still make me proud of who I am, even now—no matter how much the current struggles have multiplied. The glory and the failure. The warmth and the ache.  The kindness and the cruelty. From me. To me. Through me. From them. By them. Despite them. What I gave. What I took. What they left. What I held. I cherish them all: The storms and the calm. The rage and the release. The echo and the hush. The loops that repeat — The chains I’ve stopped resisting.  I cherish them all — I embrace them. I accept them. I forgive them. I let go. I surrender. I love.

Happy Birthday, Love 04/08/2025

Y ou’re still here. not because it’s easy. not because you always wanted to be. but because you chose to stay — again and again — even when the reasons felt blurry. even when no one was watching. this isn't about celebrations. no candles. no confetti. just a quiet nod between you and the mirror. a kind of peace that doesn't need an audience. you’ve grown in silence, in solitude, in the moments no one asked about. and somehow — that became your strength. whatever comes next, you’ll meet it as you always do: with your own rhythm. your own rules. and the fire they never saw coming.

Tawa ku yang Letih, Berbicara

Tawa ku letih, Tawa ku lelah. Ia berteriak tersedu-sedu rintih karna harus selalu menjadi garda terdepan dalam setiap peperangan,  ketika tawa ingin duduk sejenak ia dipaksa untuk keluar. Ia dipaksa untuk bekerja, ia dipaksa untuk melawan. Melawan pilu nya hidup, bekerja demi menghidupi lilin yang sudah hampir habis terbakar.  Tawa ku tak tahu menahu apa penyebabnya, kenapa harus aku yang melewatinya, bagaimana cara menghadapinya, kapan bertemu dengan jawabannya, tawa ku babak belur mati-matian senantiasa menemani diriku dalam sendu dan sakit. Tawa ku sudah hampir kehilangan makna dan moralitas dalam benar-benar mengetahui mana yang patut untuk disalami dan mana yang sebenarnya tak patut untuk dihampiri. Tawa ku bingung dan heran, dalam diam dia ingin sebuah kebenaran. "Mana yang harus kupercaya sekarang?", Tawa ku mulai gelisah kenapa terus-terusan dia yang harus berkelana dan berekenalan dengan banyak perkiraan. "Dimanakan amarah itu?" , "dimanakah air mata i...

Barasuara – Terbuang Dalam Waktu

Gejolak bara yang kurasa semakin menyala, dalam remangnya lampu di cafe sudut tempat biasa kamu singgah, aku berteriak berharap tidak berpapasan dengan hanyutnya matamu yang membutakan. Namun, leher tak kunjung berhenti melihat setiap sedikit pergerakan yang terjadi di garda terdepan tempat mungil ini. Apa yang kurasakan sesungguhnya tak bisa ku urai dalam kata dan kalimat yang pasti. Hangat mu membawa angin rindu yang menusuk namun membusuk. Dimana dirimu malam ini? Perempuan beruntung nan bodoh mana yang menemanimu hari ini?  Pilu yang kamu rasa, ku coba balut dengan tawa dan riang nya diri ku. Namun pedih yang kurasakan saat ini, membuatmu membagikan tawa riang mu dengan mereka, dengan dia. Kemana perginya kamu saat aku membutuhkan kamu? Aku membutuhkan sosok mu untuk melerai lara yang kurasakan saat ini, mengurai gundah gelisah yang selalu bisa kau buat ringkas. Kejahatan yang telah kau bendung bersamaku, dapat kau ubah menjadi sebuah omong kosong dan makna tak berarti, Hebat y...

Sengsara adalah kamu

Bara yang kamu bawa, ternyata hanya bara kosong yang mengimitasi bara yang menyala di luar sana Menggebu kamu berteriak seolah kamulah yang paling sengsara padahal sengsara adalah kamu Menebar luka dan membalutnya dengan diam dan hilang, seperti biasa Sadarkah kamu, bahwa kehampaan yang kamu rasakan itu menular? Kekosongan dan kesedihan kamu sudah menjadi beban bagi mereka yang mendekat Hina diri mu, maki diri mu, dan kasihani diri mu terus menerus! Ayo, tangisi diri mu! Kamu bakar cahaya demi cahaya yang menerangi pandangan gelap mu Manusia penuh dusta dan omong kosong, nyaring bunyinya, dangkal. Pengecut! Bodohnya mereka membiarkan pecundang sepertimu membakar habis lilin terakhirnya Beruntungnya mereka yang bisa memberikan mu sedikit rasa pedih dan membuang mu dengan nyata Kamu, adalah kesalahan terbesar yang ada dalam diriku Kesengsaraan adalah bahasa kasih darimu Kepedihan adalah bentuk peduli bagimu Kebodohan adalah kelebihanmu Empati adalah hal yang tidak akan pernah ada pada di...

1 PM Thoughts at Shelterville.co

Turns out it is true what they have said, that " the road to success is often a lonely road ". It is lonely, so lonely it gets freezing inside. I'm the type of a person that tend to relish to be a part of something, but most of the times I do also enjoy sharing times on my own.  I did not expect that even in the crowds, nor on my own, I still am feel cold a little bit inside. Feeling left out, feeling not belong, feeling superior yet insecure, feeling undeserving, yet feeling I could do so much more than this all at once. But then along with joy, anger, and sadness. Is a person be able to feel those everything, every time, with everyone all at once? I've heard on a TEDTalks from a 7 year old young girl that " peek a boo " game that adults do to the children could change the world, especially on their first 5 years on earth. I wondered how could that be, so I watched the video till the end. Briefly she pointed out that when adults tend to play with their chil...

Antara

Dalam cahaya redup lampu neon, Kau hadir bak bintang yang hilang, Menyentuh jiwa yang terhanyut sepi, Mengukir luka di relung hati yang dalam. Di setiap jengkal jalan, Ada jejak langkahmu tertinggal, Semerbak harumnya angin malam, Menyeruak dalam ingatan yang membara. Rindu ini, laksana lagu yang terputar, Melodi indah penuh rasa, Namun terhenti di ujung nada, Menjadi kenangan pahit yang tak terlupa. Di antara hampa dan bahagia, Kau adalah sajak yang tak berujung, Setiap bait mengalun lembut, Menggugah rasa yang terpendam, tak terungkap.